Begitu uniknya Jingga
sehingga untuk kesekian kalinya aku terinspirasi untuk membuat tulisan tentang
salah satu teman kecilku di Jingga. Aku menjulukinya ‘Kapten Cilik’ yap dari
julukkannya saja sudah dapat dibayangkan kalau dia adalah sosok seseorang yang
mampu memimpin teman-teman di kelasnya. Teman kecilku ini selalu berdebat denganku dan sedikit keras
kepala sehingga terkadang aku harus ‘memutar otak’ agar dia dapat menuruti
arahan yang kuberikan. Ada saja alasannya ketika teman kecilku ini kuarahkan
untuk melaksanakan tugas piket kelas, dia terkadang suka ‘menghilang’ atau
‘mampir’ di kelas lain untuk menghindari tugas piket kelas. Sudah beberapa hari
ini aku menerapkan sebuah poin untuk setiap anak kelas 3 yang berhasil
melaksanakan tugas dengan baik akan kuberikan satu poin setiap harinya dan trik
ini cukup jitu untuk menangani ‘Kapten Cilik’ yang agak keras kepala perlahan dia mulai menuruti arahanku
untuk menyelesaikan tugasnya terutama tugas piket kelas haha. Kapten Cilik
termasuk siswa yang cukup pandai di kelas seringkali dia selesai lebih awal
mengumpulkan tugas yang kuberikan, bahkan karena lebih awal mengumpulkan tugas
teman kecilku ini seringkali tergesa-gesa meminta izin kepadaku untuk istirahat
di kantin sebelum jam istirahat. Tentu saja aku pun langsung melarangnya karena
sesuai peraturan sekolah waktu istirahat adalah jam 09.30 dan apabila tugas
sudah selesai sebelum waktu istirahat maka hanya diperbolehkan untuk istirahat
di dalam kelas yaa siswa-siswi di Jingga sedini mungkin diajarkan untuk disiplin.
Namun berbeda dengan ‘Kapten Cilik’ ini dia memang agak keras kepala sehingga
ketika aku melarangnya untuk tidak istirahat diluar kelas dia langsung berdebat
denganku dan akhirnya aku mengeluarkan
trik yang paling jitu yaitu apabila dia masih keukeuh untuk keluar kelas
sebelum waktu istirahat, aku akan menghapus satu poin yang dia dapatkan dan
benar saja dia langsung menuruti perkataanku haha *cukup efesien untuk
mengurangi sifat keras kepala si Kapten Cilik itu*
Selain agak keras kepala teman kecilku ini juga cukup jahil,
yaa beberapa temannya pernah menjadi korban kejahilan dia, teman kecilku ini
beberapa kali suka menyembunyikan sandal temannya. sampai aku pun dibuat
kelimpungan untuk menemukan sandal temannya yang disembunyikan oleh ‘Kapten Cilik’,
karena tak kunjung menemukan sandal yang disembunyikan dan teman Kapten Cilik
pun sudah dijemput ahirnya dia pulang tidak menggunakan sandal :( *jahil sekali si Kapten
Cilik itu* Ketika aku introgasi ahirnya ‘Kapten Cilik’ mengakui menyembunyikan
sandal temannya di dekat mobil jemputan *arrggggh* gemas sekali aku dengan
kejahilan si ‘Kapten Cilik’
Dibalik keras kepalanya teman kecilku ini sangat kreatif
ketika aku sedang membantu temannya yang kesulitan membuat replika senjata
tradisional, tanpa sepengetahuanku teman kecilku sibuk sendiri membuat sesuatu
dari plastik mika dan benar saja dia langsung berlari menghampiriku sambil
berkata “Bu Dilla liat deh sekarang aku punya topeng superhero” aku terdiam
sejenak, disatu sisi aku agak kesal karena dia
bermain-main ketika tugasnya belum selesai namun disisi lain aku merasa
takjub karena teman kecilku ini membuat sesuatu yang tidak dipikirkan oleh
teman sebayanya.
Dari segala sifat yang mengesalkannya itu ‘Kapten Cilik’
memiliki sifat yang sangat peka yaa peka ketika dia melihat ada temannya yang
menangis dia langsung mendekati bahkan berusaha membuat temannya untuk berhenti
menangis apalagi jika temannya itu menangis karena ulah jahilnya dia langsung
terdiam dengan menundukkan kepalanya dan akan terus menunggu teman yang
dijahilinya sampai berhenti menangis serta mau memaafkannya. Lagi dan lagi aku
belajar dari teman kecilku bahwa ketika kita berbuat kesalahan tanpa harus
menunggu apapun kita harus berani mengakui kesalahan yang kita perbuat dan harus berani mengucapkan kata
‘maaf’. Untuk beberapa orang dewasa terkadang agak gengsi untuk mengucapkan
kata ‘maaf’ bahkan terkadang merasa tidak berbuat salah apabila melakukan kesalahan
namun perhatikan anak-anak dengan inisiatif mereka langsung mengulurkan
tangannya untuk meminta maaf, cukup membuatku ‘tertampar’ dengan sikap inisatif
mereka yang apabila berbuat salah tanpa ragu mereka langsung mengatakan kata
maaf.
Komentar
Posting Komentar